KATAKAN CINTA (Ga Boleh Sembarangan !!!)

Gambar via google
Berhubung belum ada bahan lain untuk diposting ke blog sedangkan gejolak hati sudah tidak tertahan untuk meningkatkan trafick kunjungan, maka saya coba untuk ngubek-ubek file di harddisk. Eh ketemu sama beberapa tulisan lama saya, salah satunya tulisan ini. Artikel ini saya tulis kurang lebih 2 tahun yang lalu. Tahun 2010 tepatnya. Sebenarnya agak tidak enak hati untuk posting tulisan ini, karena masih banyak bagian yang belum sempurna. Sambilan jalan nanti saya akan coba untuk menambahkan isi dan bobot tulisannya, sekalian dah lewat pembuka ini saya minta kripik pedas para senior di dunia perbloggingan. Hehehe  :)

Oke rekan semua, biar ga kepanjangan langsung dinikmati ya..... ;)


Laki-laki itu tidak boleh sembarangan untuk mengungkapkan cinta pada seorang wanita. Apalagi ketika posisi kita sebagai kaum laki-laki belum mampu untuk “mempertanggung jawabkan” perkataan cinta itu. Pertanggungjawaban yang saya maksudkan di sini adalah hubungan yang halal dan diridhoi oleh Sang Pemilik Cinta (Pernikahan). Hal ini dikarenakan sifat wanita yang ketika hatinya sudah tertaut pada lelaki, maka akan sangat sulit dia untuk melepasnya. Kenapa begitu???? (Tanya aja sama yang wanitanya. Hehehe.)


Ketika ketertautan hati ini sudah mencapai puncaknya namun ternyata Sang Maha Pemilik Cinta berkata lain, atau bahasa kasarnya hubungan yang dijalani itu kandas di tengah jalan, maka akan butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan perihnya luka yang ditimbulkan oleh usaha-usaha melepaskan ketertautan antar hati itu. 


Wanita adalah mahluk Allah yang dianugerahi dengan sifat yang sebagian besarnya mengandalkan perasaan. Dan ketika perasaan itu telah tersentuh oleh rayuan-rayuan kelas wahid dan perilaku yang menawan, maka separuh hati pun akan rela diberikan. Namun ketahuilah, ketertautan yang tercipta antar dua hati itu adalah ketertautan hati yang semu jika tanpa ikatan yang berkah dan halal. Apalagi tidak jelas akan dibawa kemana dan bagaimana akhir dari perjalanan ketertautan hati tersebut.

Akan sangat berbeda ketika kita mengungkapkan cinta pada orang yang memang berhak kita cintai. Dimana hak mencintai itu timbul karena sebuah ikatan yang namanya pernikahan yang mampu mengarahkan kita pada keridhoan dari Sang Maha Pemilik cinta.



Apa bedanya???  Ntar dulu… saya juga belum melaksanakan kalimat kedua dari paragraph di atas. Hal itu akan kita bahas di tulisan yang berikutnya. InsyaAllah. Dilanjutin dulu bacanya ya… ^_^
Intinya, sebagai lelaki kita harus memiliki standar khusus untuk mengungkapkan kata-kata cinta pada seorang wanita. kita harus berani meletakkan standar setinggi mungkin karena kelak wanita yang kita pilih itu yang akan menjadi partner kita dalam mengurus sebuah biduk masa depan penghasil generasi penerus ummat. Yang jelas, orientasinya tidak boleh hanya pada kecantikan fisik dan kelimpahan materi semata.. 



Mungkin ketika kita melihat seorang wanita cantik atau kagum terhadap wanita yang berakhlak mulia sehingga terlintas pikiran-pikiran tentang cinta dan tetek bengeknya, maka hal itu adalah manusiawi. Yang tidak manusiawi itu adalah ketika kita mengikuti ajakan hawa nafsu dan bisikan-bisikan dari mahluk Allah yang tidak bertanggung jawab agar kita mencuri-curi kesempatan untuk menciptakan ketertautan hati yang semu itu (pacaran dan sejenisnya). Di mana aktifitasnya yang kalau boleh saya katakan sebagian besar hanya diisi oleh kegiatan-kegiatan yang kurang atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali.



Lalu bagaimanakah caranya agar kita bisa membuat diri ini mampu bertanggung jawab ketika berani mengungkapkan cinta??? 



Kata Salim A. fillah, kita harus mempersiapkan semuanya dari sekarang. Yang harus disiapkan itupun banyak, tidak hanya kesiapan dari segi materi saja, kita juga harus mempersiapkan diri dari segi mental, kelakuan (akhlak), dan keagamaan. Ketika semua ini telah siap, maka untuk melangkah menuju sebuah gerbang keberkahan itu sangatlah mudah.



Lalu pertanyaan yang muncul adalah, apa sudah siapkah kita??? Jawabannya hanya pribadi kita yang tahu. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, saya mengajak rekan-rekan untuk mempersiapkannya dari sekarang dan tidak menunda-nundanya. Karena seburuk-buruk hasil dari sesuatu yang dipersiapkan secara matang adalah sebaik-baik hasil dari sesuatu yang dikerjakan dengan terburu-buru dan tanpa persiapan… 



Wallahu ‘Alam



Pojok LeaPAnK menjelang fajar 29/10/09

Komentar

  1. Katakan cinta harusnya di katakan kepada seseorang yang kita cintai saja,,,, saya setuju dengan artikel ini mas. Setelah mengatakan cinta di terima atau di tolaknya urusan nanti yang penting sudah mengatakan dan mengungkapkan perasaan kita terhadap pasangan heheheeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang kita cintai pun sudah harus jelas statusnya mas bro irfan... hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Tentang Toekang Poto Frame Lombok

Mari Berkenalan Dengan Saya...